Minggu, 24 Januari 2010




MATA
Struktur mata


Rabun jauh ( Miopi )


Rabun jauh disebabkan titik fokus imege terbentuk di hadapan kornea boleh diatasi dengan menggunakan cermin mata.

Miopia, atau rabun jauh, adalah apabila mata tidak dapat menumpu dengan baik yang menyebabkan objek jauh kelihatan kabur.
Ia adalah satu masalah normal bagi mata di mana cahaya terikolimat menghasilkan titik tumpuan imege di hadapan retina. Mereka yang ada miopia lazimnya boleh melihat objek yang dekat dengan jelas tetapi objek jauh kelihatan kabur. Kecacatan bertentangan dengan miopia adalah hiperopia atau rabun dekat, di mana kornea atau mata terlalu dekat.
Seseorang yang mengalami rabun jauh boleh melihat objek dekat dengan jelas berbanding objek jauh yang kabur. Kerana itu, mereka yang rabun jauh cenderung untuk mengecilkan mata untuk melihat objek jauh. Penglihatan kabur ini disebabkan imege ditumpukan di hadapan retina, bukannya tepat di retina.
Rabun jauh berlaku apabila mata lebih besar dan panjang daripada mata mereka yang normal. Rabun jauh adalah proses semula jadi yang terbentuk dengan pantas terutamanya ke atas kanak-kanak sekolah atau remaja, dan terus berlaku semasa proses membesar. Ini menyebabkan mereka perlu memakan kaca mata atau kanta sentuh. Proses ini akan berhenti apabila umur meningkat dalam usia 20-an.
Rabun jauh berlaku kepada lelaki dan wanita. Mereka yang mempunyai keturunan rabun jauh lebih berkemungkinan menghadapinya. Kebanyakan mata dengan rabun jauh adalah normal tetapi sebilangan daripada mereka yang rabun mungkin mengalami komplikasi kelekangan lapisan retina. Ini berlaku apabila retina lekang daripada lapisan koroid, menyebabkan gangguan fungsi retina dan menyebabkan buta jika tidak dirawat. Kelekangan retina boleh berlaku kepada seseorang yang rabun jauh. Orang yang memiliki penyakit ini mungkin akan mengalami kehilangan penglihatan di medan penglihatan sebelah bawah.
Orang yang memiliki penyakit rabun jauh dapat ditolong dengan lensa cekung dengan perhitungan :
1/f = 1/so + 1/si = 1/ ̴ + 1/ -x
1/f = 0 + 1/-x
f = -x
Rabun dekat ( hipermetrophia )



Rabun dekat diatasi dengan lensa cembung.
Rabun dekat atau hiperopia adalah kesukaran melihat objek dekat.
Ia adalah satu masalah normal bagi mata di mana titik tumpuan imej terbentuk di belakang retina. Masalah bertentangan dengan rabun dekat adalah rabun jauh.
Sebab
Rabun dekat disebabkan imege ditumpukan di belakang retina bukan di atasnya. Ia boleh jadi disebabkan bebola mata yang terlalu kecil atau kuasa menumpu terlalu lemah.
Rabun dekat selalunya ada sejak lahir, tetapi kanak-kanak mempunyai lensa mata yang sangat fleksible yang dapat mengatasi masalah tersebut. Semakin meningkat usia, cermin mata atau kanta sentuh mungkin perlu untuk membetulkan penglihatan. Mereka yang mempunyai anggota keluarga yang ada rabun dekat, lebih cenderung menghadapi rabun dekat.
Orang yang memiliki penyakit rabun dekat dapat ditolong dengan lensa cembung dengan perhitungan :
1/f = 1/so + 1/si = 1/25 + 1/ -x
f = 25x
x-25

MATA TUA ( PRESBIOPI )
Mata tua adalah cacat mata akibat berkurangnya daya akomodasi pada usia lanjut , titik dekat presbiopi lebih besar dari jarak baca normal ( 25 -30 cm ) dan titik jauhnya berada pada jarak tertentu . Oleh karena itu presbiopi tidak dapat membaca pada jarak normal dan juga tidak dapat melihat benda jauh dengan jelas . Maka presbiopi ditolong dengan kaca mata bifokal yang terdari dari lensa cekung di bagian atas untuk melihat jauh dan lensa cembung di bagian bawah untuk melihat dekat .

Lup ( kaca pembesar )
Lup terdiri dari sebuah lensa cembung yang membentuk sebuah bayangan maya , tegak , dan di perbesar untuk sebuah benda yang berjarak lebih kecil dari pada jarak fokus . bayangan akan tampak paling besar dan paling tajam jika bayangan jatuh tepat di titik dekat pengamat ( untuk mata normal , Sn = 25 cm ) ini di sebut pengamatan dengan mata berakoodasi maksimum . Kita juga dapat mengamati benda dengan mata tidak berakomodasi . Ini dengan menempatkan benda di titik fokus lensa sehingga sinar – sinar biasnyamerupakan sinar – sinar sejajar
Perbesaran lup adalah perbesaran sudut ( lambang Ma ) . Perbesaran untuk mata berakomodasi maksimum ( perbesaran maksimum lup ) dirumuskan oleh :

Ma = Sn / f+ 1
Perbesaran untuk mata tidak berakomodasi ( perbesaran minimum ) :
Ma = Sn /f
MIKROSKOP
Mikroskop (bahasa Yunani: micron = kecil dan scopos = tujuan) adalah sebuah alat untuk melihat obyek yang terlalu kecil untuk dilihat dengan mata telanjang. Ilmu yang mempelajari benda kecil dengan menggunakan alat ini disebut mikroskopi, dan kata mikroskopik berarti sangat kecil, tidak mudah terlihat oleh mata.
Jenis-jenis mikroskop
Jenis paling umum dari mikroskop, dan yang pertama diciptakan, adalah mikroskop optis. Mikroskop ini merupakan alat optik yang terdiri dari satu atau lebih lensa yang memproduksi gambar yang diperbesar dari sebuah benda yang ditaruh di bidang fokal dari lensa tersebut.
Berdasarkan sumber cahayanya, mikroskop dibagi menjadi dua, yaitu, mikroskop cahaya dan mikroskop elektron. Mikroskop cahaya sendiri dibagi lagi menjadi dua kelompok besar, yaitu berdasarkan kegiatan pengamatan dan kerumitan kegiatan pengamatan yang dilakukan. Berdasarkan kegiatan pengamatannya, mikroskop cahaya dibedakan menjadi mikroskop diseksi untuk mengamati bagian permukaan dan mikroskop monokuler dan binokuler untuk mengamati bagian dalam sel. Mikroskop monokuler merupakan mikroskop yang hanya memiliki 1 lensa okuler dan binokuler memiliki 2 lensa okuler. Berdasarkan kerumitan kegiatan pengamatan yang dilakukan, mikroskop dibagi menjadi 2 bagian, yaitu mikroskop sederhana (yang umumnya digunakan pelajar) dan mikroskop riset (mikroskop dark-field, fluoresens, fase kontras, Nomarski DIC, dan konfokal).
Struktur mikroskop
Ada dua bagian utama yang umumnya menyusun mikroskop, yaitu:
Bagian optik, yang terdiri dari kondensor, lensa objektif, dan lensa okuler.
Bagian non-optik, yang terdiri dari kaki dan lengan mikroskop, diafragma, meja objek, pemutar halus dan kasar, penjepit kaca objek, dan sumber cahaya.
Pembesaran
Tujuan mikroskop cahaya dan elektron adalah menghasilkan bayangan dari benda yang dimikroskop lebih besar. Pembesaran ini tergantung pada berbgai faktor, diantaranya titik fokus kedua lensa( objektif f1 dan okuler f2, panjang tubulus atau jarak(t) lensa objektif terhadap lensa okuler dan yang ketiga adalah jarak pandang mata normal(sn). Rumus:
Sifat bayangan
Baik lensa objektif maupun lensa okuler keduanya merupakan lensa cembung. Secara garis besar lensa objektif menghasilkan suatu bayangan sementara yang mempunyai sifat semu, terbalik, dan diperbesar terhadap posisi benda mula-mula, lalu yang menentukan sifat bayangan akhir selanjutnya adalah lensa okuler. Pada mikroskop cahaya, bayangan akhir mempunyai sifat yang sama seperti bayangan sementara, semu, terbalik, dan lebih lagi diperbesar. Pada mikroskop elektron bayangan akhir mempunyai sifat yang sama seperti gambar benda nyata, sejajar, dan diperbesar. Jika seseorang yang menggunakan mikroskop cahaya meletakkan huruf A di bawah mikroskop, maka yang ia lihat adalah huruf A yang terbalik dan diperbesar.
Rumus Perbesaran lensa objektif :

Mob = h’ob/hob = -s’ob / sob
Pengamatan dengan mata berakomodasi :
s’ok = -sn
sn = 25 cm
Panjang tabung mikroskoppada saat mata berakomodasi :
d= s’ob + sok
Jarak bayangngan obyektif di hitung dengan cara :
S’ob = h’ob / hob = -s’ob / sob

Jarak benda okuler dihitung dengan cara :

Sok = S’ok fok / Sob - fok
Perbesaran okuler pada saat mata berakomodasi :
Mok = Sn / fok+ 1
Pengamatan tanpa mata berakomodasi :
s’ok = fok
Panjang tabung mikroskoppada saat mata berakomodasi :
d= s’ob + fok
Perbesaran okuler pada saat mata tidak berakomodasi :
Mok = Sn / fok

Perbesaran total pada saat mata tidak berakomodasi :
Mtot = Mob Mok

Teleskop


Teleskop atau teropong adalah instrumen pengamatan yang berfungsi mengumpulkan radiasi elektromagnetik dan sekaligus membentuk citra dari benda yang diamati[1]. Teleskop merupakan alat paling penting dalam pengamatan astronomi. Jenis teleskop (biasanya optik) yang dipakai untuk maksud bukan astronomis antara lain adalah transit, monokular, binokular, lensa kamera, atau keker. Teleskop memperbesar ukuran sudut benda, dan juga kecerahannya.
Galileo diakui menjadi yang pertama dalam menggunakan teleskop untuk maksud astronomis. Pada awalnya teleskop dibuat hanya dalam rentang panjang gelombang tampak saja (seperti yang dibuat oleh Galileo, Newton, Foucault, Hale, Meinel, dan lainnya), kemudian berkembang ke panjang gelombang radio setelah tahun 1945, dan kini teleskop meliput seluruh spektrum elektromagnetik setelah makin majunya penjelajahan angkasa setelah tahun 1960.
Penemuan atau prediksi akan adanya pembawa informasi lain (gelombang gravitasi dan neutrino) membuka spekulasi untuk membangun sistem deteksi bentuk energi tersebut dengan peranan yang sama dengan teleskop klasik. Kini sudah umum untuk menyebut teleskop gelombang gravitasi atau pun teleskop partikel berenergi tinggi.
Rumus teropong :
Panjang teropong = d = Fob + Fok
Perbesaran angular = Ma = Fob / Fok
TEROPONG BUMI
D= Fob + 4 fp + fok
Ma = fob / fok ( perbesaran teropong bumi )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar